1. MANUSIA DAN CINTA KASIH
A.
PENGERTIAN CINTA KASIH
Menurut kamus umum bahasa Indonesia,
cinta adalah rasa sangat suka kepada ataupun rasa sangat kasih atau
sangat tertarik hatinya. Sedangkan kasih artinya perasaan sayang atau
cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian arti cinta kasih
hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat rasa cinta.
Walaupun cinta kasih mengandung arti
hampir bersamaan, namun terdapat perbedaan juga antara keduanya, cinta
lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedangkan kasih lebih
keluarnya; dengan kata lain bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih
dapat diwujudkan secara nyata.
Cinta memegang peranan penting dalam
kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan,
pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat di masyarakat
dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat yang
kokoh antara manusia dengan Tuhannya sehingga manusia menyembah Tuhan dengan
ikhlas mengikuti perintah-Nya dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
Pengertian tentang cinta dikemukakan
juga oleh Dr. Sarlito W. Sarwono. Dikatakannya bahwa cinta memiliki tiga unsur
yaitu keterkaitan, keintiman dan kemesraan. Yang dimaksud dengan keterkaitan
adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia,
tidak mau pergi bersama orang lain kecuali dengan dia. Kalau janji dengan dia
harus ditepati. Unsur yang kedua adalah keintiman, yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan
dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada
jarak lagi. Panggilan-panggilan formal seperti bapak, ibu, saudara digantikan
dengan sekedar memanggil nama atau sebutan:sayang dan sebagainya. Unsur yang
ketiga adalah kemesraan, yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai,
rasa kangen kalau jauh atau lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang
rnengungkapkan rasa sayang, dan seterusnya.
Di dalam kitab Suci Alqur’an,
ditemukanya fenomena cinta yang bersembunyi di dalam jiwa manusia. Cinta
memiliki tiga tingkatan-tingkatan : tinggi, menengah dan rendah. Tingkatan
cinta tersebut di atas adalah berdasarkan firman Alloh dalam surah At-Taubah
ayat 24 yang artinya sebagai berikut:
katakanlah:jika bapak-bapak,
anak-anak, saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat
tinggal yang kamu sukai; adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya
dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
B.
CINTA MENURUT AJARAN AGAMA
Ada
yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan
dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya
cinta dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didengungkan lewat lagu dan
organisasi perdamaian dunia, tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta
sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan
ajaran cinta kepada manusia.
Dalam
kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang
seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang-kadang mencintai orang lain. Atau
juga istri dan anaknya, hartanya, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk
cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.
Cinta diri
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri.
Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan
mengaktualisasikan diri. Pun ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan
kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang
menghalanginya untuk hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga
membenci segala sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya.
Al-Qur’an telah mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri
ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna
bagi dirinya, dan menghindar dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan
dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui
hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan
menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap
dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat
merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk
mencapai kesenangan dan kemewahan hidup. (QS, al-Adiyat, 100:8)
Cinta kepada sesama manusia
Agar
manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia
lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan
egoismenya. Pun hendaknya ia menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta dan kasih
sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan dan memberi bantuan kepada
orang lain. Oleh karena itu, Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan
manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila
ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menerus untuk memperoleh kebaikan
serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya,
setelah itu Allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha
untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan
diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan shalat,
memberikan zakat, bersedekah kepada orang-orang miskin dan tak punya dan
menjauhi segala larangan Allah. Keimanan yang demikian ini akan bisa
menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya pada orang
lain, dan dengan demikian akan bisa merealisasikan kebaikan individu dan
masyarakat.
Al-Qur’an
juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agan saling cinta-mencintai
seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu sesungguhnya
terkandung pengarahan kepada para mukmin agar tidak berlebih-lebihan dalam
mencintai diri sendiri.
Cinta seksual
Cinta
erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam
melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerja sama antara suami dan istri.
Ia merupakan faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu Istri-istri
dan jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir. (QS, Ar-Rum,
30:21)
Dorongan
seksual melakukan suatu fungsi penting. yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan
jenis. Lewat dorongan seksual lah terbentuk keluarga. Dari keluarga terbentuk
masyarakat dan bangsa. Dengan demikian bumi pun menjadi ramai, bangsa-bangsa
saling kenal mengenal, kebudayaan berkembang, dan ilmu pengetahuan dan industri
menjadi maju. Islam mengakui dorongan seksual dan tidak mengingkarinya. Jelas
dengan sendirinya ia mengakui pula cinta seksual yang menyertai dorongan
tersebut. Sebab ia merupakan emosi alamiah dalam diri manusia yang tidak
diingkari, tidak ditentang ataupun ditekannya. Yang diserukan Islam hanyalah
pengendalian dan penguasaan cinta ini, lewat pemenuhan dorongan tersebut dengan
cam yang sah, yaitu dengan perkawinan
Cinta kepada Allah
Puncak
cinta manusia, yang paling bening, jernih dan spiritual ialah cintanya kepada
Allah dan kerinduannya kepada-Nya. Tidak hanya dalam shalat, pujian, dan doanya
saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan tingkah lakunya. Semua tingkah laku
dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan penerimaan dan ridho-Nya:
“Katakan1ah:
Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu. Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (QS, Mi
Imran, 3:31).
Cinta
yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjadi kekuatan
pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua bentuk
kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang
cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta.
Sebab dalam pandangannya semua wujud yang ada di sekelilingnya mempunyai
manifestasi dari Tuhannya yang membangkitkan kerinduan-kerinduan spiritualnya
dan harapan kalbunya.
Cinta kepada Rasul
Cinta
kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki
peringkat ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal
sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagal sifat
luhur lainnya.
Seorang mukmin yang benar-benar
beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasulullah yang telah menanggung
derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga Islam
tersebar di seluruh penjuru dunia. dan membawa kemanusiaan dan kekelaman
kesesatan menuju cahaya petunjuk.
C.
KASIH SAYANG
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia
adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayang merupakan kunci
kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Percintaan
muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan, maka di dalarn berumah
tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi sudah bersifat
kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang.
Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing
pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya. saling
pengertian, saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan
utuh. Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unsur tanggung jawab,
maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang yang tidak disertai
kejujuran, terancamlah kebahagiaan rumah tangga itu.
Yang dapat merasakan kasih sayang bukan hanya suami atau
istri atau anak-anak yang
telah dewasa, melainkan bayi yang masih merah pun telah
dapat merasakan kasih sayang dari ayah dan ibunya. Bayi yang masih merah telah
dapat mengenal suara atau sentuhan tangan ayah ibunya. Bagaimana sikap ibunya
memegang/menggendong telah dikenalnya. Hal ini karena sang bayi telah mempunyai
kepribadian.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga.
Komunikasi antara anak dan orang tua, pada prinsipnya anak terlahir dan
terbentuk sebagal hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak
anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang dan perhatian orang tua.
Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal
balik antara orang tua dan anak.
Suatu kasus yang sering terjadi, yang menyebabkan seseorang menjadi morffinis,
keberandalan remaja, frustrasi dan sebaginya, di mana semuanya dilatarbelakangi
kurangnya perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarganya.
2. Manusia Dan Keindahan
Keindahan
Kata keindahan berasal dari kata indah yang artinya bagus,
cantik, dan sebagainya. Keindahan identik dengan kebenaran. Yang tidak
mengandung kebenaran, berarti tidak indah.
Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera
perseorangann, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena
tidak jelas
Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian
semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato
misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedang
Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga
menyenangkan.
Keindahan dalam arti estetis murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang
dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang dicerapnya. Sedang keindahan dalam
arti terbatas lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang
dicerapnya dengan penglihatan yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna.
Filsuf dewasa ini merumuskan keindahan sebagai sebagai kesatuan hubungan yang
terdaat antara penceyapan-pencerapan inderawi kita.
Filsuf abad pertengahan Thomas Aquinos (1225-1274) mengatakan, bahwa keindahan
adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi :
Ø keindahan seni
Ø keindahan alam
Ø keindahan moral
Ø keindahan intelektual
Nilai estetik
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan
bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti
halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya.
Hal itu berarti, bahwa nilai adalah semata-mata adalah realita
psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat
dalam jiwa manusia dan bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai itu (oleh orang)
dianggap terdapat pada suatu benda sampai terbukti letak kebenarannya.
Nilai itu ada yang membedakan antara nilai sub
yektif dan obyektif,Tetapi penggolongan yang penting ialah:
- Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat
atau sarana untuk sesuatu hal lainnya, yakni nilai yang bersifat sebagai alat
atau membantu contohnya: puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi,
baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
- Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan,
atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat
benda) puisi itu disebut nilai intrinsik
Hubungan manusia dan keindahan
manusia memiliki lima komponen yang secara otomatis dimiliki
ketika manusia tesebut dilahirkan. Ke-lima komponen tersebut adalah nafsu,
akal, hati, ruh, dan sirri (rahasia ilahi). Dengan modal yang telah diberikan
kepada manusia itulah (nafsu, akal dan hati) akhirnya manusia tidak dapat
dipisahkan dengan sesuatu yang disebut dengan keindahan. Dengan akal, manusia
memiliki keinginan-keinginan yang menyenangkan (walaupun hanya untuk dirinya
sendiri) dalam ruang renungnya, dengn akal pikiran manusia melakukan
kontemplasi komprehensif guna mencari niolai-nilai, makna, manfaat, dan tujuan.
Dari suatu penciptaan yang endingnya pada kepuasan, dimana kepuasan ini juga
merupakan salah satu indikator dari keindahan, dan juga Pengungkapan keindahan
dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu
pula. Motivasi itu dapat berupa pengalman atau kenyataan mengenai penderitaan
hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam
masyarakat.
3. Manusia Dan Penderitaan
Pengertian Penderitaan
Penderitaan dan kata
derita. Kata derita berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya menahan
atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau bathin, atau lahir bathin. Yang
termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan,
kekenyangan, kepanasan, dan lain – lain.
Penderitaan adalah
sebuah kata yang sangat dijauhi dan paling tidak disenangi oleh siapapun.
Berbicara tentang penderitaan ternyata penderitaan tersebut berasal dari dalam
dan luar diri manusia. Biasanya orang menyebut dengan factor internal dan faktor
eksternal.
Dalam diri manusia itu
ada cipta, rasa dan karysa. Karsa adalah sumber yang menjadi penggerak segala
aktivitas manusia. Cipta adalah realisasi dari adanya karsa dan rasa. Baik
karsa maupun rasa selalu ingin dipuaskan. Karena selalu ingin dilayani,
sedangkan rasa selalu ingin dipenuhi tuntutannya. Baru dalam keduanya menemukan
yang dicarinya atau diharapkan manusia akan merasa senang, merasa bahagia.
Apabila karsa dan rasa
tidak terpenuhi apa yang dimaksudkan, manusia akan mendata rasa kurang mengakibatkan
munculnya wujud penderitaan, bahkan lebih dari itu, yaitu rasa takut.
Rasa takut itu justru
sudah menyelinap dan dating menyerang kita sebelum bencana atau bahaya itu
datang menyerangnya. Sekarang yang paling penting adalah bagaimana upaya kita
meniadakan rasa kurang dan rasa takut itu. Karena kedua rasa itu termasuk
penyakit batin masuia, maka usaha terbaik ialah menyehatkan bathin itu sendiri,
rasa kurang itu muncul dikarenakan adanya anggapan lebih pada pihak lain.
Kita sudah tahu bahwa
faktor – faktor yang mempengaruhi penderitaan itu adalah faktor internal dan
faktor eksternal. Eksternal datangnya dari luar diri manusia. Factor ini dapat
dibedakan atas dua macam ; yaitu eksternal murni dan tak murni. Eksternal murni
adalah penyebab yang benar – benar berasal dari luar diri manusia yang
bersangkutan. Penderitaan itu tidak bukan merupakan akibat ulah manusia yang
bersangkutan.
Siksaan
Berbicara tentang
siksaan, maka terbayang pada ingatan kita tentang neraka, dosa dan akhirnya
Firman Allah SWT. dalam kitab suci Al-Qur’an. Seperti kita maklumi di dalam
kitab suci Al-Qur’an terdapat banyak sekali surat dan ayat yang membicarakannya
tentang siksaan ini.
Dalam Al-Qur’an
surat-surat lain banyak berisi jenis ancaman dan siksaan bagi orang-orang
musyrik, syirik, makan riba, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak
yatim, dan sebagainya. Namun siksaan yang dialami manusia setelah didunia fana
ini tidak akan dibicarakan oleh penulis dalam modul ini, karena itu tugas para
ahli agama.
Berbicara tentang
siksaan terbayang dibenak kita sesuatu yang sangat mengerikan bahkan mungkin
mendirikan bulu kuduk kita, siksaan itu berupa penyakit, siksaan hati, siksaan
badan oleh orang lain dan sebagainya.
Siksaan manusia ini
ternyata juga menimbulkan kreativitas bagi yang pernah mengalami siksaan atau
orang lain yang berjiwa seni yang menyaksikan baik langsung ataupun tidak
langsung.
Siksaan bersifat Psikis
Siksaan yang sifatnya
Psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan. Kebimbangan dialami
oleh seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang
akan diambil. Misalnya pada suatu saat apakah seseorang yang bimbang itu pergi
atau tidak. Akibat dari kebimbangan seseorang berada dalam keadaan yang tidak
menentu, sehingga ia merasa tersiksa dalam hidupnya saat itu. Bagi orang yang
lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu
berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang kuat berpikirnya ia akan cepat mengambil
suatu keputuan, sehingga kebimbangan akan cepat dapat diatasi.
Kesepian dialami oleh
seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya atau jiwanya, walaupun ia dalam
lingkungan orang ramai, kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan
keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa atau biarawan yang
tinggalnya ditempat yang sepi. Tempat mereka memang sepi tetapi hati mereka
tidak sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dialami
seseorang.
Seperti halnya
kebimbangan, kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang jangan terus menerus
merasakan penderitaan batin, sebagai homo socius, seseorang perlu kawan, maka
untuk mengalahkan rasa kesepian orang perlu cepat macari kawan yang dapat
diajak untuk berkomunikasi. Pada umumnya orang yang dapat dijadikan kawan duka
adalah orang yang dapat mengerti dan menghayati kesepian yang dialami oleh
sahabatnya itu, selain mencari kawan, seseorang juga perlu mengisi
waktunya dengan suatu kesibukan, khususnya yang dapat bersifat fisik, sehingga
rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.
Ketakutan merupakan
bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa
takut itu dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai
phobia. Pada umumnya orang memiliki satu atau lebih phobia ringan seperti takut
pada tikus, ular, serangga dan lain sebagainya. Tetapi pada sementara orang
ketakutan itu sedemikian hebatnya sehingga sangat mengganggu. Seperti pada
kesepian, ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya
ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang sifatnya psikis.
Banyak sebab yang
menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :
Claustrophobia
dan Agoraphobia.
Claustrophobia adalah
rasa takut terhadap ruangan tertutup, sedangkan Agoraphobia adalah rasa takut
yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka
Gamang merupakan
ketakutan bila seseorang di tampat yang tinggi. Hal itu disebabkan karena
ia takut akibat berada di tempat yang yang tinggi, misalnya seseoarang harus
melewati jermbatan yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang mengalir, atau
seseoprang takut meniti dinding tembok dibawahnya.
Kegelapan merupakan
suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempatyang gelap. Sebab dalam
pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti,
misalnya setan, pencuri, orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat
tidur selalu dinyalakan lampu yang terang .
Kesakitan merupakan
ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami seseoarng yang
takut diinjeksi, ia sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan
kedalam tubuhnya,Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan
menimbulkan kesakitan
Kegagalan merupakan
dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan
mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta lagi,
karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi kegagalan, trauma
yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang
lagi.
Pengertian Kekalutan Mental
Penderitaan batin
dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana
kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat
ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang
bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala Kekalutan Mental
Gejala-gejala
permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
nampak pada jasmani
yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
nampak pada
kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah
marah.
Tahap-tahap Gangguan
Kejiwaan
Tahap-tahap gangguan
kejiwaan adalah
gangguan kejiwaan
nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun
rokhaninya
usaha mempertahankan
diri dengan cam negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara benahan dirinya
salah; pada orang yang tidak menderita gantran kejiwaan bila menghadapi
persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan
perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau
memecahkan persoalan.
kekalutan merupakan
titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab Kekalutan
Mental
Sebab-sebab timbulnya
kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
kepribadian yang lemah
akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal tersebut sering
menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur
akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
terjadinya konflik
sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada
dalam masyarakat, sehingga is tidak dapat menyesuaikan diri lagi; misalnya
orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota, orang tea
yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dan masa jayanya
dulu.
cara pematangan batin
yang salah dengan memberikan realcsi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial;
over acting sebagai overcompensatie.
Proses-proses Kekalutan
Mental
Proses-proses
kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah
Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai
usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut waktu
malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi
kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegitan yang positif setelah
kejatuhan dalam kehidupan.
Negatif : trauma yang dialami
diperlannkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami
frustasi,yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
Bentuk frustasi antara
lain :
agresi berupa
kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik
berakibat mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan
sadis yang dapat membahayakan orang sekitamya.
regresi adalah kembali
pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanankan (infantil), misalnya
dengan menjerit-jerit,menangis sampai meraung-raunganemecah barang-barang.
fiksasi adalah
peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan
membisu, memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda
keras.
proyeksi merupakan
usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang
negatif pada orang lain, kata pepatah: awak yang tidak pandai menari, dikatakan
lantai yang terjungkit.
identifikasi adalah
menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya, misalnya dalam
kecantikan yang bersangkutan menyamakan diri dengan bintang film, dalam soal
harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
narsisme adalah self
love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior
daripada orang lain.
autisme
adalah gejala menutup
diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain,
is puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderita kekalutan
mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
kota-kota besar yang
banyak memberi tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa
dikejar-kejar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara itu sebagian orang
tidak mau tahu keperluan hidupnya, sebagian orang tidak mau tahu terhadap
penderitaan orang lain akibat egoisme sebagai ciri masyarakat kota.
anak-anak muda usia
yang tidak berhasil dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan,
karena tidak berimbangnya kemampuan dengan tujuannya, sehingga pada orang-orang
usia tuapun sering mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma
lama yang dipegang teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah
berlaku.
Wanita pada umumnya
lebih mudah merasakan suatu masalah yang dibawanya kedalam hati atau
perasaannya, tetapi sulit mengeluarkan perasaannya tersebut, sementara itu mereka
memiliki kondisi tubuh yang lebih lemah, sehingga kaum wanitalah yang banyak
menjadi penderita psikosomatisme (penyakit akibat gangguan kejiwaan) daripada
kaum pria
orang yang tidak
beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang
lebih tinggi, sehingga sifat pasrah umumnya tidak dikenalnya, dalam keadaan
yang sulit orang yang demikian ini mudah sekali mengalami penderitaan.
orang yang terlalu
mengejar materi seperti pedagang dan pengusaha memiliki sifat ngoyo dalam memperoleh
tujuan kegiatannya, yaitu mencari untung sebanyak mungkin, mereka adalah kaum
materialis dan mengabaikan masalan spiritual yang justru membuat seseorang
pasrah pada saat-saat tertentu.
Penderitaan maupun
siksaan yang dialami oleh manusia memang merupakan beban berat, sehingga dunia
ini benar-benar menipakan neraka dalam hidupnya. Bagi mereka yang mulai
merasakan tidak mampu lebih lama menderita, biasanya terlontar kata-katanya
lebih baik mati daripada hidup, dengan pengertian bahwa dengan kematiannya maka
berakhirlah penderitaan yang dialaminya. Itulah sebabnya mereka yang terlalu
menderita dan merasa putus asa, lalu mengambil jalan “pintas” dengan bunuh
diri.
Sebab-sebab Timbulnya
Penderitaan
Apabila kita
kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan,
maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
Penderitaan yang
timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang
timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
SUMBER :
http://galang-aji.blogspot.com/2011/12/ilmu-budaya-dasar-2-manusia-dan-cinta.html
http://rusliana202.blogspot.com/2011/11/ilmu-budaya-dasar-tentang-manusia-dan.html