Entah
perasaan apakah ini, ketika sudah memiliki teman yang 1 tujuan, 1 selera, dan 1
pemikiran harus dipisahkan oleh status pernikahan. Rasanya nyaman sekali ku
dengannya bermain bersama belajar bersama,
dan apapun itu aktifitasnya pasti ada hal – hal yang bias ditertawakan.
Sebut saja teman ku ini namanya mawar (bukan nama sebenarnya). Sebenarnya dia
sosok perempuan yang seumuran dengan ku yang tidak cantik rupanya, tetapi
ketika seseorang nyaman dengan orang tersebut akan lupa dan tak memperdulikan
fisik ataupun kekurangan pada dirinya. Sosoknya yang tak peduli penampilan dan bisa
terbilang sikapnya yang apa adanya tidak ditutup – tutupi. Mungkin temen ku ini
tidak terbilang sempurna begitupun dengan diriku yang banyak kekuranagan, tapi
dari kekurangan kita masing – masing kita saling mengisi. Oleh karna itu aku
nyaman dan enjoy dengan teman kampus ku ini. Yaaa memang bukan dia seorang
teman ku yang asik dan care seperti dia, karna semester awal – awal perkuliahan
sering masuk dan sering main pula disitu saya semakin dekat. Kedekatan kita tak
hanya sampai sebatas teman kuliah, kami juga sering belanja bersama jika sedang suntuk pada mata kuliah dikampus.
Hanya refresing di pusat perbelanjaan terdekat di kampus.
Pertemanan
ini semakin lama semakin dekat, yaaa memang semakin dekat bukan berati kami
saling mengetahui soal pribadi masing – masing. Akupun tak pernah dating mengunjungi
rumahnya, kita sering main bareng dengan teman – teman yang lain dirumah ku.
Dikarenakan rumahku lah yang paling dekat dengan kampus tercinta hehe. Dan
sampai di tingkat 3 walau pada akhirnya kami tak sekelas lagi kami juga suka
bermain bersama selayaknya mahasiswa pada umumnya. Walaupun kita beda kelas
beda jadwal pasti selalu saja ada alasan untuk bertemu walau sekedar pulang
bareng, ataupun tukar – tukar materi kuliah.
Dan
sampai akhirnya tugas besar kampus membuat penelitian ilmiah datang menghampiri
kami, disaat – saat itu pula kami sedang sibuk – sibuknya. Ditengah – tengah kesibukan
dan akan melanjutkan semester berikutnya, aku mendapat kabar yang mengejutkan.
Ternyata teman ku ini cuti perkuliahan untuk 1 semester saja, membuat ku syoook
dan kaget. Ternyata teman ku ini menyembunyikan status pernikahannya padaku.
Entahlah kabar ini sekaligus menjadi kabar bahagia atau menjadi kabar aku akan
kehilangan sosoknya. Sejujurnya diriku bahagia sangat mendengarnya ketika sudah
mememiliki kepala rumah tangga bagi hidupnya, tetapi satu sisi aku akan tak
banyak bertemu di kampus ataupun sekedar bertemu dengannya. Karena yang sudaah
memiliki status pernikahan akan lebih fokus terhadap keluarga barunya. Keluarga
adalah bagian yang sangat penting dalam hidup seseoraang. Oleh karena itu
diriku sangatlah kehilangan sosoknya:”)
Cukup
sekian cerita singkat pengalaman dari saya,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar