Jumat, 20 Maret 2015

Entahlaaah~~



Entah perasaan apakah ini, ketika sudah memiliki teman yang 1 tujuan, 1 selera, dan 1 pemikiran harus dipisahkan oleh status pernikahan. Rasanya nyaman sekali ku dengannya bermain bersama belajar bersama,  dan apapun itu aktifitasnya pasti ada hal – hal yang bias ditertawakan. Sebut saja teman ku ini namanya mawar (bukan nama sebenarnya). Sebenarnya dia sosok perempuan yang seumuran dengan ku yang tidak cantik rupanya, tetapi ketika seseorang nyaman dengan orang tersebut akan lupa dan tak memperdulikan fisik ataupun kekurangan pada dirinya. Sosoknya yang tak peduli penampilan dan bisa terbilang sikapnya yang apa adanya tidak ditutup – tutupi. Mungkin temen ku ini tidak terbilang sempurna begitupun dengan diriku yang banyak kekuranagan, tapi dari kekurangan kita masing – masing kita saling mengisi. Oleh karna itu aku nyaman dan enjoy dengan teman kampus ku ini. Yaaa memang bukan dia seorang teman ku yang asik dan care seperti dia, karna semester awal – awal perkuliahan sering masuk dan sering main pula disitu saya semakin dekat. Kedekatan kita tak hanya sampai sebatas teman kuliah, kami juga sering belanja bersama  jika sedang suntuk pada mata kuliah dikampus. Hanya refresing di pusat perbelanjaan terdekat di kampus.
Pertemanan ini semakin lama semakin dekat, yaaa memang semakin dekat bukan berati kami saling mengetahui soal pribadi masing – masing. Akupun tak pernah dating mengunjungi rumahnya, kita sering main bareng dengan teman – teman yang lain dirumah ku. Dikarenakan rumahku lah yang paling dekat dengan kampus tercinta hehe. Dan sampai di tingkat 3 walau pada akhirnya kami tak sekelas lagi kami juga suka bermain bersama selayaknya mahasiswa pada umumnya. Walaupun kita beda kelas beda jadwal pasti selalu saja ada alasan untuk bertemu walau sekedar pulang bareng, ataupun tukar – tukar materi kuliah.
Dan sampai akhirnya tugas besar kampus membuat penelitian ilmiah datang menghampiri kami, disaat – saat itu pula kami sedang sibuk – sibuknya. Ditengah – tengah kesibukan dan akan melanjutkan semester berikutnya, aku mendapat kabar yang mengejutkan. Ternyata teman ku ini cuti perkuliahan untuk 1 semester saja, membuat ku syoook dan kaget. Ternyata teman ku ini menyembunyikan status pernikahannya padaku. Entahlah kabar ini sekaligus menjadi kabar bahagia atau menjadi kabar aku akan kehilangan sosoknya. Sejujurnya diriku bahagia sangat mendengarnya ketika sudah mememiliki kepala rumah tangga bagi hidupnya, tetapi satu sisi aku akan tak banyak bertemu di kampus ataupun sekedar bertemu dengannya. Karena yang sudaah memiliki status pernikahan akan lebih fokus terhadap keluarga barunya. Keluarga adalah bagian yang sangat penting dalam hidup seseoraang. Oleh karena itu diriku sangatlah kehilangan sosoknya:”)
Cukup sekian cerita singkat pengalaman dari saya,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar