PENALARAN
Pengertian
Penalaran
Penalaran adalah proses
berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar.
Hal
– hal yang berhubungan dengan penalaran
·
Induktif
·
Deduktif
Contoh
Hakim tingkat banding
Pengadilan Tinggi Agama menerbitkan putusan sela, dengan memerintahkan kepada ;
Pengadilan Agama, untuk melakukan pemanggilan kepada Pembanding dan Terbanding,
agar supaya hadir pada persidangan di PTA
pada tanggal 23 Maret 2011, guna dimintai keterangannya. Tetapi pada
amar putusan sela yang lain, memerintahkan pula kepada Pengadilan Agama untuk
melakukan sidang di tempat atas obyek sengketa, yang terletak di daerah Jakarta
Selatan, Bandung, Bogor dan Raha,tanpa menyebutkan ketentuan batas waktu.
Pernyataan ini
sesungguhnya tidak memiliki kandungan nalar dan penalaran yang benar, karena
ada dua hal yang tidak masuk akal, yaitu;
a.
Bagaimana mungkin sidang di PTA digelar
yang pada intinya, bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan konkret atas
obyek sengketa dengan ketentuan waktu pada tanggal 23 Maret 2011, sementara
memerintahkan pula Pengadilan Agama untuk melakukan sidang pemeriksaan di
tempat tanpa menyebut batas waktu dan
adanya pengiriman berita acara hasil pemeriksaan di tempat tersebut ke PTA.
b.
Apa yang mau diperjelas dan konkret pada
persidangan di PTA pada tanggal 23 Maret 2011, sementara pemeriksaan setempat oleh PA di beberapa daerah belum
dilakukan.
1.
Jangkauan pikir.
Contoh ; Seorang hakim dengan giatnya membaca dan belajar serta
selalu mempersiapkan referensi buku-buku hukum, jurnal hukum, baik hukum formal
maupun hukum materiil. Bahkan ia sering melakukan diskusi hukum dan juga rajin
membaca putusan-putusan hakim melalui yurisprudensi, sehingga pada saatnya
nanti ia berharap akan menjadi hakim yang lebih berkualitas dan memiliki
integritas moral yang baik. Hakim seperti ini memiliki nalar dan penalaran yang
mempersiapkan diri secara lebih strategis untuk kepentingan tugasnya di masa yang
akan datang.
2.
Kekuatan pikir.
Contoh ; Seorang hakim
yang mengikuti program studi S2 atau S3
dalam setiap kegiatan seminar di S2 atau dalam setiap kegiatan di ujian terbuka
di program S3. Dari materi ujian promovendus, ia tidak pernah luput dari pengamatannya,
baik melalui diskusi maupun melalui bentuk penulisan karya ilmiah. Pada saat ia
hadir dalam sebuah seminar, ia dengan mudah memahami substansi materi
pembahasan dan berusaha mengajukan tanggapan ataupun pertanyaan yang sangat
mudah dipahami oleh orang lain. Mahasiswa seperti ini memiliki kemampuan nalar
dan penalaran yang baik untuk menunjang kesuksesan program studinya di masa
yang akan datang.
3.
Menggunakan nalar atau pemikiran logis.
Contoh ; Seorang
pejabat perbankan di persidangan pengadilan negeri dan ia bertindak sebagai
saksi, lalu hakim mencecarnya
dengan pertanyaan yang beruntun. Lalu
oleh saksi tersebut, menjawab dengan tenangnya bahwa dirinya lupa...., lupa....,
lupa.... dan seterusnya, bahkan kadang saksi tersebut mengatakan bahwa dirinya
tidak tahu. Hakim yang menyidangkan perkara ini harus memiliki nalar dan
penalaran yang baik, bahwa sangat tidak
logis, seorang saksi mengatakan ; lupa, lupa, lupa atau bahkan tidak tahu,
padahal ia berkedudukan sebagai salah seorang subyek hukum dalam perkara ini.
Nalarpun berkata, mana mungkin para terdakwa yang terdiri dari beberapa orang
anggota DPR telah divonis bersalah karena
menerima sejumlah uang suap dan telah dijatuhi hukuman pidana penjara antara satu sampai dua tahun,
kalau tidak ada orang yang memberi suap. Hakim harus membentuk atau membangun
sebuah penalaran terhadap kemungkinan adanya saksi-saksi yang terlibat memberi
suap atas kasus ini.
Contoh-contoh tersebut
merupakan sebagian fenomena umum yang terjadi di masyarakat dalam berbagai
aspek kehidupan. Dan di sana bisa ditemukan bagaimana fungsi dan manfaat nalar dan penalaran itu.
Sumber :
DEDUKTIF
Penalaran deduktif
adalah menarik kesimpulan khusus dari premis yang lebih umum. Jika premis benar
dan cara penarikan kesimpulannya sah, maka dapat dipastikan hasil kesimpulannya
benar. Jika penalaran induktif erat kaitannya dengan statistika, maka penalaran
deduktif erat dengan matematika khususnya matematika logika dan teori himpunan
dan bilangan.
Hal-hal
yang berhubungan dengan deduktif
Macam-macam penalaran
deduktif diantaranya :
·
Silogisme
Silogisme adalah suatu
proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi
(pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Dengan fakta lain bahwa
silogisme adalah rangkaian 3 buah pendapat, yang terdiri dari 2 pendapat dan 1
kesimpulan.
Contohnya:
Semua
manusia akan mati
Amin
adalah manusia
Jadi,
Amin akan mati (konklusi / kesimpulan)
·
Entimen
Entimen adalah
penalaran deduksi secara langsung. Dan dapat dikatakan pula silogisme premisnya
dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.
Contoh
:
Proses
fotosintesis memerlukan sinar matahari
Pada
malam hari tidak ada matahari
Pada
malam hari tidak mungkin ada proses fotosintesis
Contoh
penalaran deduktif :
Masyarakat Indonesia
konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus)
dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya
hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.
Penalaran juga
merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan
simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa,
sehingga wujud penalaran akan akan berupa argument. Kesimpulannya adalah pernyataan
atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi
simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan
simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari
premis.
Berdasarkan paparan di
atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang
saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada
penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya
akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis
bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi
sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
SUMBER :
INDUKTIF
Penalaran Induktif
adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang
berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus. Prosesnya
disebut Induksi. Dalam penalaran Induktif ini ada 3 jenis penalaran Induktif
yaitu Generalisai, Analogi, dan Hubungan sebab akibat ataupun hubungan
akibat–sebab.
Hal-hal
yang berhubungan dengan Induktif
Penalaran Induktif dan
Coraknya
Penalaran induktif
dapat dilakukan dengan tiga cara : generalisasi, analogi, hubungan kausal (
hubungan sebab akibat ),
§ Generalisasi
Generalisasi adalah
proses penalaran yang bertolak dari sejumlah gejala atau peristiwa yang serupa
untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala atau
peristiwa itu. Generalisasi diturunkan dari gejala-gejala khusus yang diperoleh
melalui pengalaman, observasi, wawancara atau studi dokumentasi.
§ Analogi
Analogi dilakukan
karena antara sesuatu yang diabandingkan dengan pembandingnya memiliki kesamaan
fungsi atau peran. Melalui analogi, seseorang dapat menerangkan sesuatu yang
abstrak atau rumit secara konkrit dan lebih mudah dicerna. Analogi yang
dimaksud adalah anlogi induktif atau analogi logis. Analogi induktif ( kias )
adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari dua peristiwa atau gejala
khusus yang satu sama lain memiliki kesamaan untuk menarik sebuah kesimpulan.
Karena titik tolak penalaran ini adalah kesamaan karakteristik diantara dua
hal, maka kesimpulannya akan menyiratkan “ apa yang berlaku pada satu hal akan
berlaku pula untuk hal lainnya “ dengan demikian dasar kesimpulan yang
digunakan merupakan ciri pokok atau esensi yang berhubungan erat dari dua hal
yang dianalogikan.
§ Hubungan
Kausal
Menurut hokum
kausalitas semua peristiwa yang terjadi di dunia ini terjalin dalam rangkaian
sebab akibat. Tidak ada satu gejala atau kejadian yang muncul tanpa penyebab.
Sedikit Tambahan :
#) Metode induktif
Metode berpikir
induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari
hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki
berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk
dari metode berpikir induktif.
Contoh
penalaran induktif :
Harimau berdaun telinga
berkembang biak dengan melahirkan. Babi berdaun telinga berkembang biak dengan
melahirkan. Ikan paus berdaun telinga berkembang biak dengan melahirkan.
SUMBER :
http://adewilistianyihsan.blogspot.com/2014/03/tugas-1-bahasa-indonesia-2-softskill.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar